Wednesday, October 17, 2012

Sayang Ibu



Waktu kecil Abdusy Syams (hamba matahari) sangat sayang kepada seekor anak kucing betina, yang dalam bahasa arab disebut hurairah. Sejak itu dia dikenal dengan panggilan Abu Hurairah. Setelah masuk islam, Rasolullah SAW lebih suka memanggilnya Abu Hirr sebagai panggilan akrab dan dia lebih suka panggilan itu. Abu Hirr artinya penyayang kucing jantan. Namun, Rasulallah SAW kemudian mengganti namanya menjadi Abdu Rahman (Hamba Allah yang Maha Penyayang).
Abu Hurairah RA berasal dari suku Daus dan dia masuk islam melalui Thufail bin Amir ad-Dausy, salah seorang pemimpin suku tersebut. Setelah masuk islam, pemuda ad-Dausy ini pergi ke madinah menemui Nabi dan berkhidmat untuk Rasulullah sepenuh hati. Dia tinggal bersama ahli shuffah di beranda Masjid nabawi. Tiap waktu dia bisa shalat di belakang nabi dan mendengarkan pelajaran berharga dari Nabi.
Abu Hurairah mempunyai ibu yang sudah tua dan sangat disayanginya. Dia ingin ibunya memeluk islam, tapi ibunya menolak bahkan mencela Rasulullah SAW dan Abu Hurairah sangat sedih.
Dia pergi menemui rasulullah sambil menangis. "Mengapa engkau menangis wahai Abu Hirra?" sapa Nabi. Abu Hurairah menjelaskan apa yang menyebabkan hatinya gelisah, sambil meminta Rasulullah mendoakan ibunya. Lalu nabi berdoa agar agar ibu Abu hurairah terbuka hatinya untuk menerima islam.
Suatu hari Abu Hurairah menemui ibunya. Sebelum membuka pintu dia mendengar suara gemericik air, kemudian terdengar suara ibunya. "Tunggu di tempatmu, Nak."
Setelah dipersilahkan masuk,Abu Hurairah kaget tatkala ibunya langsung menyambut degan ucapan dua kaliamat syahadat. Alangkah bahagianya Abu hurairah, keinginannya tercapai. Segera dia kembali menemui RAsulullah. "Dulu aku menangis karena sedih, sekarang aku menangis karena gembira."
Abu Hurairah sangat menyayangi ibunya, terlebih setelah ibunya masu islam. Dia selalu hormat dan berbakti kepada ibunya. Setiap akan pergi meninggalkan rumah dia berdiri lebih dahulu didepan pintu kamar ibunya seraya mengucapkan salam, "Assalamu alaiki wa rahmatullah wa barakatuh, ya ummah!" Ibunya menjawab degan lembut, "Wa alaikassalam wa rahmatullahi wa barakatuh, ya bunayya."
Kemudian, Abu Hurairah mendoakan ibunya, "Rahimakillahu kama rabbaytini shaghira" (semoga Allah mengasihi ibu sebagaimana ibu merawatku waktu kecil). Ibunya membalas doa putranya dengan doa yang tidak kalah indahnya, "wa rahimakallahu kama barartani kabira" (semoga Allah mengasihimu sebagaimana engkau berbuat baik kepadaku setelah engkau dewasa).
Abu Hurairah aktif mengajak orang lain agar memuliakan dan berbuat baik dan menyayangi kedua orang tua. Suatu hari dia melihat dua orang berjalan bersama, yang satu lebih tua dari lainya. Abu Hurairah bertanya kepada yang muda. Siapa orang tua ini? "Bapakku". jawab anak muda itu.
Lalu Abu Hurairah menasihatinya. "janganlah engkau memanggilnya dengan menebut namanya. Jangan berjalan dihadapanya. Dan jangan duduk sebelum dia duduk terlebih dahulu." Begitulah, sisi lain Abu Hurairah yang sangat sayang kepada ibunya dan hormat kepada yang lebih tua.

0 komentar:

Post a Comment

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template